wimeindonesia.id – Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa Tewang Pajangan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Masyarakat telah menambang dengan mendulang sejak zaman penjajahan Belanda. Kegiatan pertambangan menjadi lebih efisien dengan peralatan mekanis, seperti pintu air, mesin hidrolik / hisap dan penggunaan merkuri, sejak akhir 1990-an hingga 2016.
Intensitas pertambangan semakin meningkat setelah desa tersebut mendapat izin resmi dari pemerintah sebagai Kawasan Pertambangan Rakyat.
Potret kesenjangan gender masih terjadi pada perempuan di komunitas tambang ini, seperti tercermin pada kondisi-kondisi berikut.
Kesenjangan gender ini berakibat pada ketidakadilan pada perempuan penambang seperti di bawah ini.
Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) mengembangkan sejumlah inisiatif untuk membantu para penambang perempuan memperkecil kesenjangan tersebut. Yayasan Tambuhak Sinta (YTS) mengembangkan proyek percontohan pemberdayaan perempuan pendulang pada tahun 2018-2019 dengan mengkoordinasi mereka ke dalam Kelompok Kerja Wanita bernama “Pamuan Jaya”. Inisiatif ini dilakukan dengan dukungan dari CIRDI, sebuah lembaga riset dan penyandang dana dari Kanada.
YTS memberikan bantuan pengembangan kapasitas kepada kelompok tersebut dan memperkenalkan kotak pintu air dengan mesin sederhana untuk meningkatkan perolehan emas.
YTS juga memfasilitasi para perempuan penambang/pendulang tersebut dalam melakukan transaksi emas dengan perusahaan perhiasan di Bali, Garden of the Sun.
Keuntungan dan manfaat yang mereka dapatkan dari transaksi ini adalah sebagai berikut.
YTS melakukan pendampingan dan pemantauan intensif dengan bantuan pemerintah desa. Hingga akhir Januari 2020, rombongan sudah tiga kali mengirimkan emas ke Bali dengan volume rata-rata 50 – 60 gram/pengiriman. Dengan transaksi ini, grup telah membayar cicilan pinjaman lebih dari sembilan juta rupiah.
Penulis: Dian Anggraeni
Editor: Safura Herlusia dan Mayang Sari