wimeindonesia.id – Wijayono Sarosa merupakan seorang laki-laki kelahiran Bandung yang saat ini aktif berperan dalam usaha menuju kesetaraan gender di industri pertambangan dan energi Indonesia. Wijay, begitu ia biasa dipanggil, sangat peduli dengan isu gender. Menurutnya, ada beberapa stereotip tentang perempuan yang harus dibenahi. Perempuan terkadang dipandang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal inilah yang kemudian memperkecil peluang perempuan untuk meraih pekerjaan di area kerja yang didominasi oleh laki-laki.
Wijay telah berkecimpung di dunia kerja selama 33 tahun. Karir pertama Wijay di industri pertambangan adalah di tambang emas milik BHP Billiton. Kemudian, ia melanjutkan karirnya ke PT Kaltim Prima Coal pada tahun 1889-1993.
Setelah itu, Wijay pindah ke PT Freeport Indonesia selama sepuluh tahun, dari tahun 1993-2003. Pekerjaannya berhubungan dengan penanganan masalah lingkungan. Ia kemudian mendapatkan tugas sekolah dari Freeport, mengambil program studi Mine Land Rehabilitation di University of Queensland, Australia.
Setelah lulus dari University of Queensland, Wijay berkesempatan untuk menapak karir kembali ke PT Kaltim Prima Coal pada tahun 2003-2011. Di perusahaan ini, Wijay mendapatkan tugas sekolah lagi ke Australia dengan mengambil program studi Sosial Ekonomi dari Aspek Penutupan Tambang.
Sekembalinya ke tanah air, Wijay bekerja di salah satu perusahaan geothermal di Sumatera pada tahun 2011-2013.
Karena merasa dirinya sudah sangat kental dengan industri tambang, Wijay memutuskan kembali bekerja di perusahaan tambang. Ia melanjutkan karir di PT MHU Coal sejak tahun 2013. Di perusahaan ini, ia menjabat sebagai General Manager Mining Support dengan area kerja mencakup manager sustainability, sosial, lingkungan, dan tanah.
Sedari kuliah, Wijay aktif berorganisasi. Hal ini tidak berlanjut saat ia bekerja di site pertambangan.
Laki-laki lulusan ITB tersebut merasa sangat bersyukur atas karir yang telah meningkat, mulai dari posisi engineer hingga ke posisi saat ini. Wijay sangat berterima kasih atas kesempatan melanjutkan pendidikan yang ia dapatkan. Menurutnya, pendidikan sangatlah penting, baik pendidikan formal maupun non-formal. Dengan sekolah di luar negeri, WIjay berhasil meningkatkan pemahaman dan sensitivitasnya.
Namun, pencapaian Wijay saat ini tidak dilalui dengan mudah. Untuk mencapai posisi saat ini, banyak proses yang telah ia lalui. Namun, Wijay selalu belajar dari proses tersebut. Ia pernah mengalami beberapa hambatan. Wijay merasa kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan untuk mendukung posisinya saat ini, terutama pada perusahaan multinasional. Karena di perusahaan ini, pekerja lokal bersaing dengan karyawan asing.
Wijay menambahkan, bahwa karyawan harus selalu meningkatkan kompetensi. Tidak hanya memandang dari kacamata disiplin ilmu yang dimiliki, tetapi juga harus mau belajar dari kacamata lain. Hal ini terutama perlu diaplikasikan di industri tambang, mengingat industri ini merupakan industri multi-sectoral. Untuk itu, bekerja di industri ini sangat memerlukan pengetahuan yang luas.
Di dalam hidupnya, WIjay sangat mengidolakan sosok Habibie. Menurut Wijay, Habibie bisa membuktikan bahwa ia mempunyai pemikiran yang maju dan luas, meskipun ia seorang teknokrat. Ketika masa kepemimpinan Habibie, ia melakukan perbaikan dan menaikkan nilai rupiah. Habibie juga merupakan sosok yang sangat dihormati di dunia internasional. Ia juga tidak pernah membiarkan negara dipandang sebelah mata oleh pihak asing. Itulah sebabnya, Wijay sangat terinspirasi oleh sosok seorang Habibie.
Penulis: Mayang Sari
Editor: Safura Herlusia